PKS NEWS UPDATE:
« »

Sabtu, 14 Januari 2012

TAUBAT

 
Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarkaatuhu, 
Inilah KHABAR BERITA GEMBIRA bagi HAMBA ALLAH yg BERTAUBAT SUNGGUH2, 
1. Hamba pilihan ALLAH, krn tdk semua makhlukNYA bertaubat (QS An Nur 21), 
2. Diampuni ALLAH seluruh dosanya (QS Az Zumar 53), "Bila kalian melakukan dosa seluas langit & bumi, lalu kalian menyesal, lalu kalian bertaubat sungguh2, maka ALLAH menerima taubat kalian" (Hadist Qudsi), 
3. Dirubah ALLAH keadaan hidupnya menjadi lebih baik, lebih tenant & lebih bahagia (QS Al Furqon 70), 
4. Hatipun bersih (QS Asy Syams 9-10), 
5. Rizki berlimpah berkah (QS Nuh 10-12), 
6. Karekteristik bertaqwa (QS Ali Imron 135), 
7. Menolak bala bencana (QS Al Anfal 33), 
8. Kunci sukses (QS Al Qoshosh 67 & An Nur 31), 
9. Tenang bahagia (QS Hud 3), 
10. Dicintai ALLAH (QS Al Baqoroh 22), 
11. Dimuliakan ALLAH (QS Yasin 27) Didoakan para Malaikat (QS Al Mu'min 7-8), 
12. Terbebas siksa neraka (QS Al Mu'min 9), 
13. Meraih SYURGA ALLAH (QS At Tahrim 8)...
SUBHANALLAH, begitu besar KEUTAMAAN & KEMULIAAN TAUBAT, menunggu apalagi sahabatku, ayo SEGERA raih KEBERKAHAN TAUBAT mumpung JANTUNG MASIH BERDENYUT!...do it right now, sahabatku!.
*)  http://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham
*) http://satucintahamba.blogspot.com/2011/04/taubat.html (picture)

Berusaha Memenuhi Panggilan Qiyadah dalam Kondisi Apapun

 
dakwatuna.com - Perjalanan komunitas tarbiyah sekarang telah menginjak di era ketiga dalam mihwar dakwah kita, mihwar muassasi. Selangkah lagi kita menuju tahapan keempat yaitu mihwar dauly. Semakin berkembang suatu komunitas maka tantangannya semakin besar. Permasalahan itu di antaranya ada yang mengeluh kekurangan orang ataupun ada yang mengeluh karena kualitas kader dakwahnya yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
Likulli marhalatin rijaluha”. Dengan statemen ini terkadang orang terjebak dalam berargumen bahwa itu adalah masalah yang wajar. Karna ada perbedaan kapasitas pemuda yang terdahulu dengan pemuda sekarang yang katanya tidak bisa disamakan. Yang sebenarnya dimaksud di sini adalah setiap massa itu ada pemudanya, pemuda itu harus mengetahui medan dan mempunyai keahlian spesifik agar bisa menyelesaikan permasalahan di massanya sehingga akan mewarnai masa itu dengan warna yang jelas dan menjadi penggerak pada massanya itu.
Munculnya permasalahan SDM dan kualitas kader dakwah, salah satunya tidak lepas dari ketaatannya terhadap jamaah atau pemimpinnya. Kalau semua ketentuan itu dijalankan maka persoalan itu bisa kita selesaikan dan kita bisa beranjak untuk menerima dan menyelesaikan permasalahan lainnya.
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS. Al-insyiroh: 7)
Komunitas (jamaah) ini ada dengan segala perangkat yang tersistem dengan baik. Agar itu terimplementasi dengan baik maka butuh ketaatan kadernya, baik dari segi aturan jamaah atau aturan qiyadah.
Kepada Siapa Kita Harus Taat
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa : 59)
Ulil Amri menurut versi Ibnu Taimiyah terbagi dalam 2 kategori, sebagai Ulama dan sebagai Umaro’. Kemudian yang bisa disebut sebagai pemimpin, yang pertama adalah kepala-kepala negara, masyayikh dan yang kedua yang dikatakan pemimpin adalah semua orang yang memiliki pengikut. Kedua pemimpin di atas wajib kita taati selama perintahnya tidak menyalahi aturan islam.
Taat terhadap jamaah tarbiyah dan qiyadahnya, masuk pada poin yang kedua. Dalam jamaah tarbiyah, kita mengenal sarana utama pembinaan yaitu halaqah, yang mana setiap halaqah terdiri 5-12 orang yang dipandu atau dipimpin seorang Murabbi. Sehingga posisi murabbi di sini berhak disebut sebagai pemimpin oleh semua orang dalam satu kelompok halaqah tersebut dan permintaan seorang pemimpin wajib untuk kita laksanakan. Meskipun kita harus diperintahkan ke negeri antah berantah sekalipun, karena pada dasarnya setiap perintah mempunyai maksud dan tujuan sendiri yang sesuai dengan kebutuhan atau kondisi.
Untuk mengatasi masalah jumlah SDM terkadang murabbi menugaskan (menyuruh) kita mencari minimal 1 orang yang akan di ajak gabung dengan barisan kita. Untuk masalah kualitas kader dakwah, murabbi menyuruh kita untuk ikut kajian ini – kajian itu, daerah ini – daerah itu, silaturahim sini – silaturahim situ, baca buku ini – baca buku itu, serta instruksi-instruksi yang lainnya, mana instruksi itu pada akhirnya juga akan kembali pada orang yang diperintah. Sudahkah kita memperhatikan dan menjalankan perintahnya? Baik keuntungan itu untuk kita, murabbi atau jamaah itu sendiri.
“Adalah wajib bagi seorang muslim untuk mendengarkan dan taat terhadap perintah yang disukainya ataupun yang dibencinya selamanya dia tidak diperintahkan melakukan hal tersebut (maksiat) maka dia tidak wajib mendengarkan atau mentaatinya”. (HR Bukhari dan Muslim)
”Dengarkanlah dan taatilah (para pemimpinmu) meski engkau dalam keadaan sulit, mudah, semangat, terpaksa dan membuatmu banyak melakukan pengorbanan.” (HR Muslim)
Dalam syarah An-Nawawi menjelaskan hadits di atas adalah sebagai berikut : Dengarkanlah dan taatilah meskipun para pemimpin itu hanya mementingkan masalah dunia dan kurang memenuhi hak-hakmu yang menjadi tanggung jawab mereka. Selama tidak bertentangan dengan Syariat.
“Dengarkanlah dan taatilah! Walaupun yang diangkat kepadamu menjadi pemimpin adalah seorang budak berasal dari Etiopia yang bentuk kepalanya seperti kismis (biji kurma).” (HR Bukhari)
Tidak bisa tidak, setiap jamaah harus memiliki seorang pemimpin. Taat berarti mendengarkan, menaati serta berpegang teguh pada batasan-batasan yang diperintahkan dan yang dilarang adalah sesuatu yang sangat penting dalam menjalankan dakwah Islam, bahkan termasuk yang harus diprioritaskan dari beberapa kewajiban yang ada.
Tanda-Tanda Taat
Orang yang taat berarti orang yang mendengarkan, mentaati, serta berpegang teguh pada batas-batas yang diperintahkan dan yang dilarang. Ketaatan merupakan sesuatu yang penting dalam pilar-pilar menjalankan dakwah Islam. Tanpa ada ketaatan dan kedisiplinan, semua organisasi atau jamaah tidak akan bisa berjalan sesuai tujuan.
Kita jangan seperti orang munafiq pada massa perang Khandak. Ketika diseru oleh Rasul membuat parit, mereka memilih untuk menghindar dari pekerjaan itu dengan berbagai alasan. Sedangkan orang mukmin dengan sekuat tenaga dan kesungguhan hati karena Allah membantu Rasulnya menyelesaikan penggalian parit. Bahkan orang mukmin yang punya udzur syar’i enggan meninggalkan lokasi penggalian parit, hanya sebagian saja yang meminta izin. Peristiwa itupun diabadikan Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur : 62)
Hal yang perlu dicetak tebal adalah berusaha memenuhi panggilan qiyadah dalam kondisi apapun di setiap seruannya dan meminta izin jika benar-benar tidak bisa memenuhinya. Bukan berusaha mencari 2011 alasan bagaimana agar bisa terhindar dari penugasan (perintah) tersebut.
Allahu’alam bishowab.

*) Foto milik hermawan wicaksono, http://www.facebook.com/wicakz

Kamis, 12 Januari 2012

Merciful


You will not believe until you are merciful to each other. Your faith is not complete until you are merciful to each other.
Imam Zaid Shakir

Selasa, 10 Januari 2012

Hardship

 
For any of you struggling today, may you find solace in this verse of the Qur'an: 
"Do you think that you could enter paradise without having suffered like those who passed away before you? Misfortune and hardship befell them, and so shaken were they that the apostle, and the believers with him, would exclaim, "When will God's help come?" Oh, verily, God's help is [always] near!" 2:214 
Be in God's care everybody!
*)  http://www.facebook.com/sarahjoseph.co
*) http://500px.com/photo/2914796 (picture)

Meminta hanya kepada Allah


Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata, “Suatu saat saya berada dibelakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara:

'1) Jagalah Allah , niscaya dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu

2). Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.

3). Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu.

Pena telah diangkat dan lembaran telah kering ’”

(HR. Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih)


*) http://www.facebook.com/fitriana.nugraha

Selasa, 03 Januari 2012

Tentukan Posisimu


Tentukanlah di mana posisimu ; penonton yang mencari hiburan, penunggu yang tak punya empati, atau pengharap kegagalan karena ada yang tak sejalan dengan persepsi mereka. Atau menjadi penuntun dengan mengikuti pengenalan sistem navigasi yang akurat dan keyakinan yang mantap, bahwa laut tetap bergelombang dan di seberang sana ada pantai harapan.
(KH. Rahmat Abdullah)

Dari status FB page Fitriana Nugraha 

Menumbuhkan Kemampuan Menguasai Masyarakat

Taujih Ustadz Hilmi Aminuddin
(Ketua Majelis Syuro PKS)


Penguasaan masyarakat akan sangat tergantung pada tumbuhnya lima jenis kader dakwah sebagai berikut,


Pertama, al khotib al jamahiriy, tumbuhnya para khuthoba yang bersemangat, yaitu mereka yang mampu menyampaikan pesan-pesan Islam dengan jelas dan terang, penuh gairah dan dinamika. Para khotib bersemangat muda yang menyampaikan hikmah (pengetahuan) orang-orang tua yang penuh pengalaman (hikmatus syuyukh fi hamasatus syabab). Bukan semangat orang tua dengan pengetahuan pemuda yang cetek.

Para khutoba ini hendaknya mampu melakukan tahridh (pengerahan massa) dan menumbuhkan tahmis (semangat) berdasarkan iman dan pengetahuan bukan emosi dan kebencian.

Kedua, al faqih asy sya’biy, orang-orang faqih di tengah masyarakat, yaitu para ulama yang takut pada Allah dan hidup di tengah-tengah masyarakat, memberikan bimbingan dan fatwa-fatwa yang lurus dan benar tentang masalah yang dihadapi masyarakat. Menjadi pendidik dan tempat bertanya yang tidak menimbulkan keraguan dan perpecahan. Selalu menghidupkan toleransi antar mazhab (fiqh) yang menjadi titik temu yang mempersatukan ummat. Dari itu ia senantiasa dicintai, didukung dan dibela oleh masyarakatnya. Khotib jamahiriy menjadi pendorong masyarakat ke jalan Alloh sedang faqih sya’biy membimbing masyarakat dalam jalan Alloh. Dia bukan faqih jetset yang memberi fatwa berdasarkan order, tetapi benar-benar menyuarakan pimpinan Allah dan RasulNya.

Ketiga, al-Amal atau at ta’awuni al khoiriy, aktifitas kejama’ahan sosial. Tujuan utama dari aktifitas ini adalah memfungsikan masjid-masjid sesuai dengan bimbingan Rasululloh. Untuk itu harus dibuat kerjasama sosial dengan berbagai lapisan masyarakat untuk mendekatkan ummat pada masjid. Sasaran program ini adalah ta’zizud da’iyah, memperkuat para da’i sebagai pelopor di berbagai bidang. Para da’i kita hendaknya disokong sepenuhnya agar mampu menyantuni massa umat sehingga ia memiliki gengsi dan prestise yang tinggi yang membuat umat ikut pada arahannya. Biasanya masyarakat kita sangat patuh bila dakwah dimulai dengan santunan yang memperhatikan kebutuhan mereka.

Keempat, masyru’ al iqtishodis sya’biy, menumbuhkan ekonomi masyarakat kecil. Harakah dakwah harus turut meningkatkan taraf ekonomi umat Islam yang pada umumnya masih sangat lemah. Usaha-usaha ekonomi hendaknya usaha yang ringan, mudah dijangkau dan memasyarakat. Berbagai klub, perhimpunan atau organisasi ekonomi kecil perlu ditumbuhkan dan dibimbing oleh para da’i yang sekaligus menjadi pembimbing rohani mereka. Sasaran program ini adalah agar masyarakat pendukung da’wah dapat iktifa’ dzati (berdikari) di satu sisi dan di sisi lain bisa mengendalikan laju ekonomi secara keseluruhan.

Kelima, al i’lam as sya’biy, penerangan yang memasyarakat. Potensi i’lam hendaknya tumbuh dari orang-orang yang memahami aqidah, fikrah dan manhaj serta mundhobith (disiplin) kebijaksanaan jama’ah, agar pembentukan ro’yul ‘aam (opini umum) sesuai dengan rancangan da’wah. Sebab bidang ini merupakan titik rawan amni suatu gerakan da’wah. Pers yang ditumbuhkan dari dalam adalah pers yang murah dan mudah dibaca oleh masyarakat. Bukan penampilan elite yang membuat umat enggan membacanya atau menyedot potensi harakah dalam mengerjakannya. Yang penting bukan nama besar tetapi kemampuan menyebar dan meluas dengan cepat dalam berbagai bentuknya yang ringan; buletin, brosur, maklumat, majalah, koran dan aneka bentuk lainnya yang murah dan terjangkau, menyebar dari berbagai sumber dan dikerjakan cukup oleh setiap rumah tangga.

Selain itu perlu juga menyokong pers umat Islam yang telah ada agar memiliki ruh dan fikroh Islami. Para pakar jama’ah dakwah hendaknya menyumbangkan tulisan-tulisan bermutu pada pers yang dimiliki umat Islam. Bila perlu kita mampu menumbuhkan pers kaum muslimin menjadi pers harakah. Yaitu pers yang dikendalikan oleh personil harakah kita.

Dalam i’lam sya’bi perlu pula dimunculkan pendidikan Islam melalui radio-radio, televisi dan sebagainya. Tentu melalui thoriqoh yang mungkin bisa ditempuh dengan tidak meninggalkan unsur-unsur syar’i dalam penyajiannya. [ ]

*)http://al-intima.com/taujih-ust-hilmi-aminuddin/menumbuhkan-kemampuan-menguasai-masyarakat

*) http://www.pkspiyungan.org/2012/01/menumbuhkan-kemampuan-menguasai.html

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan